Nasional

Perginya ulama salah satu tanda kiamat

ulama

SEORANG demi seorang ulama meninggalkan kita, kembali ke hadrat-Nya. Tengah malam tadi, 8 Mei 2020 pendakwah, Datuk Ismail Kamus telah kembali ke rahmatullah dalam usia 72 tahun.

Allahyarham sebelum ini dirawat di Unit Rawatan Rapi (ICU), Hospital Kuala Lumpur (HKL) akibat serangan jantung dan strok ringan serta jangkitan kuman di paru-paru.

Terasa baharu sahaja kita umat Islam di Malaysia kehilangan pendakwah Datuk Seri Abu Hassan Din Al-Hafiz pada 1 Mei tahun lepas.

Allahyarham yang berumur 73 tahun rebah dan tidak sedarkan diri ketika bangun hendak menunaikan solat Subuh.

Tiga tahun sebelum itu, 16 September 2016, abang beliau, ulama Datuk Dr. Haron Din kembali ke rahmatullah akibat komplikasi jantung dalam usia 76 tahun.

Sebelum pemergian Abu Hassan Din, Negeri Sembilan kehilangan ulama tersohornya Murshid Tarbiah Ruhiyyah, Tarekat dan Tasawwuf Ahmadiah Idrisiyyah, Syeikh Mohd. Paiz Sheikh Ahmad yang meninggal dunia dalam usia 79 tahun akibat kegagalan paru-paru.

Sosok ulama bukanlah semata-mata ahli ilmu. Di samping menguasai ilmu-ilmu yang membawa manusia ke arah takwa, mereka juga konsisten (istiqomah) mengamalkan ilmunya. Ia sehingga terbina generasi yang mampu bersikap takwa pada masa mendatang.

Rasulullah SAW menyatakan, salah satu tanda-tanda kiamat ialah Allah SWT mengangkat ke langit segala ilmu dengan matinya ulama yang soleh.

Dalam keterangan lain yang ditulis Ibnu Katsir lewat kitab An-Nihayah, Rasulullah menjelaskan kepada umatnya bagaimana orang-orang soleh bisa hilang di akhir zaman.

Imam Bukhari meriwayatkannya dengan sanad dari Mardas Al-Islami bahawa Rasulullah bersabda; “Orang-orang soleh akan hilang satu persatu, sehingga tinggallah orang-orang sampah seperti gandum dan kurma serta Allah SWT sama sekali tidak mempedulikan keberadaan mereka.” Maksudnya yang tersisa hanyalah manusia yang tidak berguna.”

Ya, ulama yang kini kita jadikan sebagai guru, cepat atau pun lambat akan mengalami masa pengakhiran hidupnya.

Disebutkan dalam kitab Ash-Shahih, dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah tidak mencabut ilmu dari (hati) manusia dengan mengangkatnya ke langit, tapi ia mencabut ilmu melalui kematian ulama. Hingga ketika tidak lagi ada seorang alim pun, orang-orang mengangkat orang-orang jahil sebagai pemimpin. Mereka kemudian ditanya, lalu mereka memberi fatwa tanpa ilmu. Mereka pun tersesat dan menyesatkan,” (HR. Bukhari (I/100), Muslim (IV/kitab; ilmu hadis nomor 13), At Tirmidzi (V/2652), Ibnu Majah (I/52), Ahmad (II/hal: 162).

Tuan Guru Allahyarham Nik Abdul Aziz Nik Mat dalam buku Tazkirah; Melihat Kiamat dari Jendela Al-Quran mengemukakan, apabila ulama yang bertakwa wafat, bererti terangkat ilmu disebabkan Allah SWT tidak mendatangkan penggantinya.

Demikian pula dengan terangkatnya ayat-ayat Al-Quran ke langit. Allah SWT akan mengangkat ayat serta surat Al-Quran bukan saja dengan hilangnya ayat-ayat itu dari mushaf. Namun dengan segala ayat-ayat yang terekam di dalam hati manusia juga akan hilang.

Apabila mereka yang hafidz (hafal) Al-Quran sudah lupa dengan segala surat-surat yang dihafalnya, bererti Allah SWT telah mengangkat Al-Quran dari dada manusia.

Teringat kita pada ulama-ulama yang masih meneruskan kerja-kerja dakwah mereka. Antaranya, Tan Sri Harussani Zakaria, Datuk Mohamad Shukri Mohamad, Datuk Nooh Gadot, Datuk Seri Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri dan Datuk Dr Mohd Asri Zainul Abidin (sekadar menyebut beberapa lama).

Ya Allah, Engkau peliharalah kesihatan dan kehidupan mereka! – SM

PENTING
1) Sertai Group Whatsapp Suara Merdeka klik dan;
2) Ikuti Suara Merdeka di Facebook, Twitter, Instagram serta TikTok!
Show More

Related Articles

Back to top button