Ini kaedah jangkaan bagaimana akan berakhirnya COVID-19
Dekan Fakulti Statistik Prof. Dr. Rer. Nat Dedi Rosadi menjangkakan wabak akan berakhir pada hujung Mei atau tepatnya 29 Mei ini.
Jangkaan Dibuat oleh Beberapa Pakar Matematik
Kagama.co melaporkan Dedi mengatakan jangkaan matematik dalam menghitung bila COVID-19 berakhir di Indonesia itu dibuat oleh sejumlah pakar. Para pakar itu di antara lain Heribertus Joko dan Dr. Fidelis.
Melalui model yang telah dibuatnya bersama para pakar matematik, Dedi optimis merebaknya Virus Corona akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei dengan jumlah pesakit sebanyak 6,174 orang.
Kemungkinan Data-Driven Model
Model matematik yang telah dibuat Dedi dan dua rakannya sesama ilmuwan matematik itu, dinamakan model probabilistik. Model ini dibuat berdasarkan pada data nyata atau probabilistik data-driven model (PPDM).
Menurut Dedi, data hasil statistik itu perlu disampaikan kerana adanya kecenderungan hasil prediksi matematik terhadap penderita COVID-19 yang ia nilai terlalu bombastik dan berlebihan.
Penambahan Maksimal pada Minggu Kedua April
Menurut Dedi, dengan model matematik ini dijangkakan penambahan maksimum jangkitan COVID-19 capai kemuncak pada minggu kedua bulan April 2020, iaitu antara 7-11 April.
“Akan terjadi penambahan sebanyak 740 hingga 800 pesakit dan jumlah itu akan menurun setelahnya,” ujar Dedi.
Kerajaan Perlu Melakukan Intervensi Ketat
Agar jangkaan itu benar-benar tepat, Dedi menyarankan agar masyarakat tidak pulang berhari raya dan tidak pula mengadakan solat tarawih.
Dedi menyarankan bagi kerajaan untuk melakukan separa lockdown dan pengawasan social distancing yang ketat agar wabak ini benar-benar berakhir pada Jun ini.
Jangkaan Berjalan Sangat Baik
Menurut Dedi, sejauh ini model PPDM dapat menjangka total penderita COVID-19 dengan sangat baik. Model PPDM memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh model matematik lainnya.
“Total data pesakit COVID-19 dapat digambarkan dengan baik menggunakan model ini. pasalnya, meskipun sederhana, akurasi prediksi satu harian ke depan sangat baik,” ujar Dedi.
Kesalahan Jangkaan di Bawah Satu Persen
Menurut Dedi, sejauh ini dalam dua minggu rata-rata kesalahan jangkaan hanya sebesar 1.5 persen. Sementara itu dalam empat hari terakhir sejak Kamis (26/3), model tersebut sangat tepat kerana silap yang dihasilkan berada di bawah satu persen.
Selesai diujikan ramalan selama empat hari terakhir, model ini ternyata sangat tepat dengan kesalahan yang dihasilkan berada di bawah satu persen. – AGENSI