Analisis

Pembatalan lawatan Probowo ke Malaysia, bukan hal yang boleh diremehkan

BARU-BARU ini kecoh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto membatalkan pertemuannya dengan Perdana Menteri, Datuk Seri Anwar Ibrahim.

Anwar mendedahkan pertemuan itu dibatalkan kerana presiden Indonesia tersebut demam.

Ini segera dibantah oleh Istana Presiden dan segera memaparkan berita bahawa Prabowo dalam keadaan sihat, dan terus menghadiri mesyuarat di Jakarta sebaik pulang dari luar negara.

Persoalannya kini siapa membatalkan pertemuan itu dengan alasan sedemikian dan akhirnya memakan diri sendiri iaitu menunjukkan presiden demam.

Sedangkan sebagai pemimpin nombor satu Indonesia sepatutnya lebih baik kondisinya. Takkanlah hendak dituduh Anwar pula yang berbohong. Tentulah Anwar memperolehi maklumat itu dari Istana Presiden.

Tidak semena-mena ia menjadi prank terbesar tahun ini. Prank tahap global.

Secara lazim ada beberapa faktor yang sering menjadi alasan untuk membatalkan pertemuan pemimpin negara antara lain.

Krisis politik atau situasi yang tidak stabil atau ancaman keamanan, seperti protes besar-besaran, terorisme, atau konflik bersenjata, dapat menyebabkan pembatalan pertemuan. Hal ini dapat menciptakan ketegangan antara negara-negara yang terlibat jika situasi tersebut dianggap mengancam keamanan nasional.

Masalah kesihatan juga sering digunakan. Contoh yang paling nyata adalah pandemik COVID-19. Jika ada risiko kesihatan yang signifikan, seperti penyakit menular yang menyebar, pemimpin negara mungkin memilih untuk membatalkan atau menunda pertemuan demi keselamatan.

Perubahan mendadak dalam dasar luar negeri atau keputusan politik di satu negara juga mempengaruhi keinginan untuk bertemu. Misalnya, keputusan untuk menjatuhkan sanksi atau perubahan dalam perjanjian dagang bisa mengubah dinamika pertemuan.

Ketegangan atau perselisihan diplomatik, seperti sengketa wilayah atau masalah hak asasi manusia, juga boleh jadi alasan pembatalan. Jika salah satu pihak merasa bahwa pertemuan akan memberikan legitimasi kepada pihak lain tanpa menyelesaikan isu yang ada, mereka mungkin memilih untuk membatalkan.

Terkadang, faktor praktis seperti kesulitan perjalanan, cuaca buruk, atau masalah teknis lainnya juga dapat menjadi alasan pembatalan, meskipun ini lebih jarang terjadi untuk pertemuan tingkat tinggi.

Namun pertemuan di Langkawi tidak logik jika dikaitkan dengan masalah pengangkutan kerana ia sangat dekat.

Pembatalan pertemuan pemimpin negara dapat memberi dampak pada hubungan diplomatik, antara lain boleh menyebabkan ketegangan diplomatik.

Pembatalan dapat dilihat sebagai tindakan yang kurang sopan atau memberi menandakan ketidakpercayaan, yang dapat meningkatkan ketegangan antara negara-negara tersebut.

Pertemuan pemimpin sering kali menjadi momen penting untuk negosiasi dan dialog. Pembatalan menghilangkan kesempatan untuk membahas isu-isu sensitif secara langsung, sehingga memperlambat proses diplomasi.

Ia juga dapat mempengaruhi pandangan publik di kedua-dua buah negara. Dalam beberapa kes, hal ini bisa menumbuhkan rasa kekecewaan atau bahkan kemarahan, tergantung pada konteks dan cara komunikasi tentang pembatalan tersebut.

Meskipun ada kesan negatif, pembatalan juga dapat membuka peluang untuk menyusun semula yang memungkinkan diskusi yang lebih produktif ketika situasi sudah lebih baik.

Secara keseluruhan, kondisi dan konteks di balik pembatalan sangat mempengaruhi cara dampak tersebut dirasakan dalam hubungan internasional.

Indonesia sebaiknya menyusun semula prosedur untuk membatalkan pertemuan pemimpin negara biasanya melibatkan beberapa langkah rasmi dan komunikasi yang jelas.

Diskusi perlu diadakan oleh tim penasihat, kementerian terkait, dan pihak-pihak berwenang lainnya di Indonesia. Pastikan bahawa keputusan ini tepat dan didukung oleh asas yang valid.

Siapkan pernyataan rasmi yang menjelaskan alasan pembatalan. Hal ini penting agar pihak yang terlibat memahami situasi dan tidak salah faham.

Perlu dilihat kes penting pembatalan pertemuan AS dan Korea Utara (2018): Pada Mei 2018, Presiden AS Donald Trump awalnya setuju untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tetapi kemudian ia membatalkan pertemuan tersebut. Pembatalan ini terjadi setelah Trump menganggap bahawa pernyataan dari Korea Utara “tidak sopan.” Ini menyebabkan ketegangan yang meningkat antara kedua negara dan memperburuk hubungan yang sudah tegang. Meskipun akhirnya pertemuan itu berhasil dilaksanakan pada bulan Juni 2018, pembatalan awal tersebut sempat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian dalam diplomasi antara AS dan Korea Utara.

Krisis Teluk (1990-an): Pasca invasi Kuwait oleh Irak pada tahun 1990, usaha untuk menyelesaikan konflik secara damai melalui pertemuan diplomatik dipersulit oleh niat dan tindakan kedua-dua pihak. Beberapa pembatalan pertemuan antara negara-negara Arab dan Irak, serta antara Irak dan negara-negara Barat, memperburuk hubungan dan akhirnya berkontribusi pada intervensi militer yang lebih besar oleh koalisi internasional.

Pembatalan Pertemuan Rusia dan NATO (2008): Setelah perang Rusia-Georgi, Rusia membatalkan serangkaian pertemuan dengan NATO. Tindakan tersebut sangat memperburuk hubungan Rusia dengan negara-negara Barat dan menciptakan ketegangan yang berkepanjangan. Pembatalan ini juga berkontribusi pada isolasi diplomatik Rusia dan meningkatkan ketidakpercayaan antara kedua belah pihak.

Pertemuan G20 (2020): Pada tahun 2020, terdapat rencana pertemuan G20 yang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan penting tentang respons terhadap pandemi COVID-19. Namun, beberapa pemimpin negara membatalkan kehadiran mereka karena alasan kesehatan dan keamanan. Pembatalan ini menciptakan kesan ketidakmampuan untuk berkolaborasi secara efektif di tingkat internasional, yang pada gilirannya merusak hubungan antara negara-negara yang terlibat.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa pembatalan pertemuan dapat mempunyai konsekuensi serius bagi hubungan diplomatik, sering kali memperburuk ketegangan dan menciptakan hambatan tambahan untuk dialog yang produktif.

Moga hubungan Malaysia-Indonesia tidak terjejas dan pertemuan dapat dijadualkan semula dengan segera bagi mereda situasi serta mengelakkan salah faham berpanjangan.

PENTING
1) Sertai Group Whatsapp Suara Merdeka klik dan;
2) Ikuti Suara Merdeka di Facebook, Twitter, Instagram serta TikTok!
Show More

Borhan Abu Samah

Ketua Pengarang Suara Merdeka. Menjadi wartawan sejak 1993 dan pernah bertugas sebagai Pengarang Berita di Utusan Malaysia dan Utusan Malaysia 2.0. Koresponden Utusan Luar Negara di Jakarta. Pernah bertugas sebagai Ketua Biro Utusan Malaysia di Sarawak.

Related Articles

Back to top button