Luar Negara

Tular kisah jenazah anak kapal Enrekang dibuang ke laut

Di media sosial Instagram kecoh bercerita kisah viral kematian seorang pelaut muda. Pelaut tersebut berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Muhammad Alfatah adalah pemuda yang berusia 20 tahun.

Ia menjadi anak kapal dari Dusun Banca, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Ahad lalu Muhammad Alfatah dilaporkan meninggal dunia.

Jenazah Muhammad Alfatah dibuang ke laut oleh pihak kapal

Jenazahnya telah dibuang ke laut oleh awak kapal Long Xing 802.

Berikut kisah lengkapnya yang dipetik dari pelbagai sumber:

Pelaut asal Enrekang, Muhammad Alfatah (20) dilaporkan meninggal dunia dan jenazahnya telah dibuang di laut.

Anak kapal dari Dusun Banca, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan itu, meninggal kerana sakit. Jenazah anak ke-7 dari 9 bersaudara tersebut terpaksa dibuang ke laut oleh awak Kapal Long Xing 802 kerana dikhawatirkan mengidap penyakit berjangkit yang boleh tular kepada kru yang lain.

Muhammad Alfatah berlayar sejak 2017 lalu.

Mangsa merupakan lulusan dari SMK Pelayaran Lintas Nusantara yang terletak di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Muhammad Alfatah diketahui mulai berlayar sekitar tahun 2017 lalu.

Berdasarkan surat dari Pengarah Protokol dan Konsul Kementerian Luar Negeri Indonesia, Alfatah meninggal dunia selepas sakit pada 18 Disember lagi.  Mangsa dikatakan mengalami bengkak di kaki dan muka serta mengalami sesak nafas.

Meninggal kerana sakit

Kapten kapal sempat memberikan ubat kepada Alfatah, namun keadaannya tidah berubah dan pada 27 Disember 2019 pukul 13.30 waktu setempat, Alfatah dipindahkan ke Kapal Long Xing 802 yang akan berlabuh di Samoa. Samoa adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik lalu dibawa ke hospital.

Alasan jenazah dibuang ke laut

Namun, Alfatah meninggal lapan jam setelah dipindahkan ke kapal tersebut. Dengan alasan daratan (negara Samoa) masih sangat jauh dan dikhawatirkan adanya penyakit menular. Penyakit itu ditakutkan boleh menjangkiti kru kapal lainnya, kapten kapal memutuskan membuang jenazah Alfatah ke laut.

Tanggapan Keluarga

Mengulas hal itu, abang kandung allahyarham, Rasyid mengakui keluarga telah ikhlas dengan pemergian adiknya itu. Meski begitu, pihaknya masih sedikit berharap agar jenazah adiknya masih dapat ditemukan dan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Enrekang. Namun, dia mengakui hampir mustahil dilakukan.

“Kami sangat ingin melihat jenazahnya, tapi mungkin itu sudah hal yang mustahil, sulit diwujudkan. Kami tidak ingin berfikir macam-macam kerana sudah diikhlaskan,” kata Rasyid.

Kata Rasyid kali terakhir dia berkomunikasi dengan Alfatah sekitar setahun yang lalu.

“Terakhir komunikasi setahun lalu, ketika dia (Alfatah) masih di Hong Kong,” ujarnya, seperti dikutip dari TribunEnrekang.com.

 

(Visited 345 times, 1 visits today)

PENTING
1) Sertai Group Whatsapp Suara Merdeka (klik) dan;
2) Ikuti Suara Merdeka di Facebook, Twitter, Instagram serta TikTok!
Show More

Borhan Abu Samah

Ketua Pengarang Suara Merdeka. Menjadi wartawan sejak 1993 dan pernah bertugas sebagai Pengarang Berita di Utusan Malaysia dan Utusan Malaysia 2.0. Koresponden Utusan Luar Negara di Jakarta. Pernah bertugas sebagai Ketua Biro Utusan Malaysia di Sarawak.

Related Articles

Baca Juga Artikel ini
Close
Back to top button