BeritaPolitik

Najib dilaknat Allah jika berdusta

ESOK, sejurus selepas solat Jumaat, Datuk Seri Najib Tun Razak akan melakukan suatu sumpah laknat.

Ia bertujuan menafikan dakwaan dalam akuan bersumpah (SD) bekas anggota pasukan Unit Tindakan Khas (UTK) polis, Azilah Hadri yang mengaitkan bekas Perdana Menteri itu dengan pembunuhan Altantuya Shaariibuu.

Seingat Suara Merdeka, sudah tiga kali Najib bermuhabalah dengan nama Allah SWT di dalam masjid-masjid termasuk di mimbar melafazkan sumpah dirinya tidak terlibat atau mengenali wanita Mongolia terbabit. Tiada video, audio atau gambar tulen setakat ini yang membuktikan pembabitan Najib dengan Altantuya.

Percaya dirinya berdiri di atas prinsip yang benar, Najib menyerahkan urusan itu kepada Allah SWT dan esok di Masjid Jamek Kampung Baru, beliau akan melafazkan sumpah kali keempat berkaitan isu pembunuhan Altantuya.

SIAPA BERDUSTA?

Apakah definisi sumpah laknat dalam Islam? Sumpah laknat adalah suatu sumpah yang diambil oleh dua orang atu lebih untuk melaknat orang atau pihak lain yang melakukan perbuatan berdusta. Sumpah laknat merupakan suatu doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk menunjukkan siapa yang berdusta dalam memutuskan suatu perkara. Doa yang dipanjatkan tersebut adalah untuk meminta kepada Allah SWT menjatuhkan laknat pada pihak yang berdusta atau dengan menimpakan azab kepadanya.

SEJARAH SUMPAH LAKNAT

Sumpah laknat atau muhabalah sudah dikenal sejak zaman Rasul dan Rasulullah SAW sendiri pernah melakukan sumpah ini dengan utusan kaum nasrani dari delegasi najran untuk membuktikan suatu kebenaran. Namun saat itu para utusan nasrani tersebut tidak berani mengambil sumpah kerana mereka takut dan hal ini secara tidak langsung membuktikan kebenaran Rasulullah Muhammad SAW.

Menurut Hudzaifah RA, salah seorang dari utusan tersebut: ”Janganlah berbuat demikian kerana Demi Allah, jika benar dia (Muhammad) seorang Nabi, lalu kita melaknat dia pasti kita dan generasi sesudah kita tidak akan mencapai kejayaan.”. Hal tersebut membuktikan bahawa sumpah untuk menjatuhkan laknat atau sumpah laknat boleh dilakukan oleh umat muslim sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul SAW.

Meskipun demikian tetap saja sumpah haruslah diambil dengan memenuhi syarat-syarat tertentu dan memiliki adab yang harus dipatuhi.

SYARAT MUHABALAH

Sumpah laknat atau muhabalah bisa dilakukan oleh beberapa pihak jika terdapat suatu keadaan dimana tidak ditemukan jalan keluar lainnya. Atau dengan kata lain, sumpah laknat atau muhabalah perlu dilakukan jika memenuhi syarat berikut ini
Muhabalah boleh dilakukan jika tidak ditemui cara lain atau dengan kata lain muhabalah adalah pilihan terakhir untuk membuktikan suatu kebenaran dan menyelesaikan persengketaan diantara dua atau beberapa pihak.
Pihak yang akan melakukan sumpah laknat membawa serta keluarga dan kerabatnya sebagaimana disebutkan dalam dalil sebelumnya. Mereka yang hadir saat sumpah laknat dilakukan akan menjadi saksi apabila suatu hari laknat yang ditimpakan terjadi kepada pihak yang berdusta.
Kedua-dua pihak baik yang menuduh mahupun tertuduh melafazkan sumpah secara berhadapan dan mengucapkan kalimat sumpah laknat dengan menggunakan nama Allah SWT misalnya jika seseorang dituduh melakukan zina. Misalnya pihak yang tertuduh mengucap “Demi Allah, apa yang dituduhkan padaku tidaklah benar dan jika pihak yang menuduh menjatuhkan tuduhan palsu maka timpakanlah laknat kepadanya.

Sedangkan bagi pihak yang menuduh juga boleh mengucapkan sumpah “Demi Allah tertuduh telah melakukan suatu perbuatan dan ia mengelaknya dengan mengatakan dusta, jatuhkan laknat kepadanya dan keluarganya apabila ia benar-benar berdusta”.
Rasulullah SAW. bersabda: Barang siapa di antara kamu sekalian bersumpah lalu mengatakan dalam sumpahnya “demi Laata”, maka hendaknya ia segera mengucapkan `laa ilaaha illallah`. Dan barang siapa mengatakan kepada temannya: Marilah kita bermain judi, maka hendaklah ia bersedekah (sebagai kafaratnya). (Shahih Muslim No.3107).

Sumpah laknat memang menjadi suatu kaedah untuk menyelesaikan pertikaian.

Namun ada baiknya jika seorang muslim mengatakan kejujuran daripada ia dan keluarganya ditimpa laknat Allah SWT.

– SUARA MERDEKA

(Visited 193 times, 1 visits today)

PENTING
1) Sertai Group Whatsapp Suara Merdeka (klik) dan;
2) Ikuti Suara Merdeka di Facebook, Twitter, Instagram serta TikTok!
Show More

Borhan Abu Samah

Ketua Pengarang Suara Merdeka. Menjadi wartawan sejak 1993 dan pernah bertugas sebagai Pengarang Berita di Utusan Malaysia dan Utusan Malaysia 2.0. Koresponden Utusan Luar Negara di Jakarta. Pernah bertugas sebagai Ketua Biro Utusan Malaysia di Sarawak.

Related Articles

Back to top button